Sabtu, 24 April 2010

Pelajaran Trading Melewati Pasar Tahun 2007

Pelajaran Trading Melewati Pasar Tahun 2007



(Pertama dari Tiga Tulisan)
Melewati tahun 2007 bagaimanakah hasil trading Anda? Sejumlah pembaca setia vibiznews.com menyatakan terimakasih mereka karena indikasi pergerakan pasar yang mereka dapatkan dari secara rutin mengikuti akan perkembangan pasar di dalam mana mereka berinvestasi. Tentunya akan cukup beragam kesimpulan dari trading investasi yang Anda lakukan selama tahun ini. Sebagian mengakhiri tahun ini dengan rasa puas dan syukur oleh karena hasil trading mereka yang memuaskan.

Sebagian lain, katakanlah cukup terpuaskan karena profit yang dihasilkan, namun sedikit menyesali keterlambatan dalam memutuskan momen masuk atau keluar pasarnya. Serasa belum optimum yang dihasilkan. Namun sebagian lagi, merasakan cukup sesak karena kegagalan trading mereka. Apapun pengalaman dan hasil perdagangan investasi Anda, sebaiknya kita harus selalu menarik pelajaran dari pengalaman dan peristiwa yang terjadi selama ini.

Di ujung tahun 2007, sebuah web perdagangan forex yang cukup terkenal Dailyfx.com menerbitkan tulisan mengenai “Top 10 Trading Lessons from 2007”. Itu merupakan rangkuman pelajaran (lessons) dari sejumlah analis dari web tersebut yang juga aktif trading di pasar forex.

Menurut penulis artikel tersebut menarik dan memberi inspirasi. Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik, termasuk pengalaman dari para trader lain? Tetapi untuk penyampaiannya penulis mengubahnya ke dalam tulisan bebas berdasarkan kombinasi pengalaman pribadi penulis dan kolega serta sejumlah peserta yang pernah mengikuti seminar atau training yang kami selenggarakan.

Mengingat panjangnya, tulisan akan disajikan dalam tiga (3) serie. Diharapkan tulisan ini akan bermanfaat bagi para investor secara umum dalam memasuki perdagangan produk investasi tahun 2008. Kita mulai!


Pelajaran 1: Jangan Abaikan Gejala Gelombang

Negara kita pernah mengalami parahnya tsunami. Bahkan kita merupakan korban terbesar dari gelombang tsunami yang menghantam pada tiga tahun lalu. Tsunami itu tidak datang dengan tiba-tiba begitu saja. Ada gejala-gejala awalnya, seperti gempa bumi, tepi pantai yang menyusut lalu kemudian gelombang tinggi yang datang dari tengah-tengah laut serta bergerak kembali ke tepi pantai. Belajar dari itu, rakyat kita, terutama yang tinggal dekat dengan garis pantai kerap mengambil langkah segera berlari naik ke tempat yang lebih tinggi ketika terjadi gempa bumi.

Bila gejala-gejala demikian diabaikan, seseorang bisa sangat terlambat untuk menyelamatkan diri dari gelombang pasang yang datang dan menghantam apa saja yang dilaluinya. Penting, karenanya, untuk kita mempelajari gejala awal bencana dan mengambil langkah-langkah antisipasinya.

Sejumlah indikasi penting gelombang pasar sebenarnya sudah dibahas dalam web vibiznews. Masih di semester pertama tahun ini, beberapa tulisan telah memberikan signal adanya masalah KPR subprime di Amerika. Kondisi tersebut telah mendorong dollar yang berlanjut melemah, dengan euro mencapai level rekor tertinggi dalam sejarahnya. Tetapi sejumlah investor mengabaikan signal tersebut dengan pendapat bahwa pound dan euro harganya sudah “terlalu tinggi”. Mereka terlalu dini memasang posisi sell dan kemudian tersangkut floating loss.

Lalu, dengan gejala pelambatan ekonomi Amerika, telah pula dibahas di sini mengenai the Fed yang akan memangkas suku bunganya. Hal tersebut, seharusnya dapat diduga akan berpengaruh posisif bagi bursa saham Amerika dan global. Namun demikian, beberapa investor lebih antisipasi terhadap penurunan bursa karena, lagi, anggapan bahwa indeks saham terlalu tinggi. Akibatnya, sejumlah pemain telambat anitisipasi terhadap kenaikan harga-harga saham –dan ketika mereka masuk, harga-harga justru sudah mulai berjatuhan.


Pelajaran 2: Jangan Cuma Benar di Analisis, tetapi Kehilangan Kesempatan Trading

Banyak orang, dengan semakin berpengalaman dalam menganalisis pasar, memiliki kepiawaian yang bertambah dan lebih tajam dalam melakukan analisis pasar. Tebakan-tebakannya terbukti banyak yang tepat. Tapi, buat apa pandai menebak namun tidak dituangkan ke dalam praktek trading yang sebenarnya?

Kita mungkin pernah mengalami hal ini. Kadang kita menganalisis bahwa bullish pasar masih akan berlanjut, misalnya. Namun, dengan cepat kita keluar pasar karena takut salah atau rugi. Akibatnya, keuntungan yang kita peroleh jauh dari optimum, jauh dari level perkiraan kita sebelumnya. Kita pun terperangah melihat tingkat harga produk investasi kita naik terus dan hanya dapat berkata ”Ah, seandainya saja ...” Bagaimana, kedengarannya ’familiar’?




Pelajaran 3: Percaya pada Metodologi Anda

Berapa lama Anda sudah melakukan trading, apapun bentuk investasi Anda? Mungkin Anda memiliki metode sendiri yang cukup berhasil selama ini. Metode itu barangkali mengandalkan berita-berita fundamental, atau sesuai analisis teknikal, atau bisa jadi kombinasi keduanya. Penulis menggunakan pendekatan analisis yang terakhir.

Mungkin ada juga yang melakukan analisis dengan mengandalkan fibonacci dan moving average, misalnya. Apapun, sepanjang itu telah cukup menghasilkan bagi Anda, peganglah metodologi itu. Jangan terpengaruh oleh komentar orang lain atau ketakutan pribadi.

Trading yang rugi karena kita melawan metodologi kita sendiri (padahal terbukti kemudian metode itu benar, namun kita sendiri yang plin-plan) itu akan terasa lebih sakit.


Pelajaran 4: Ambil Waktu dalam Menentukan Trading Terbaik, Jangan Tergesa-gesa

Salah satu aktivitas trading yang baik adalah membuat catatan atau diary dari transaksi perdagangan Anda. Catatan tersebut akan membuat Anda dapat me-review proses dan hasil perdagangan dengan sebaiknya serta menemukan metode trading yang terbaik, yang relatif telah memberikan profit terbaik.

Namun demikian, aktivitas tersebut sering diabaikan investor. Alasannya bisa karena itu memakan waktu, malas, terlalu pede, atau mungkin ingin cepat-cepat melakukan trading. Hal inilah yang kerap membuat investor tersandung dalam trading-nya. Kita seperti ingin cepat-cepat trading, misalnya, begitu buka note-book dan platform. Yang terjadi selanjutnya adalah ketika mengalami kekalahan, kita hanya bisa menyesal karena pernah mengalami kesalahan yang sama sebelumnya.

Jangan lupa juga untuk terus melihat akan data kalender ekonomi menjelang masuk ke pasar. Jadi, yang penting adalah jangan tergesa-gesa masuk pasar. Amati sitiuasi dahulu, lalu bila Anda sudah merasa yakin, silakan masuk!


Pelajaran 5: Jangan Abaikan Signal dari Strategi Trading Lainnya yang Sukses

Penulis menilai bahwa kata kunci yang dapat diangkat di sini adalah ”belajar dan belajar”. Bahwa Anda memiliki strategi trading, itu baik. Namun demikian, hal tersebut jangan menghalangi Anda untuk melihat kepada strategi trading lainnya apalagi bila itu terbukti berhasil juga.

Misalnya Anda adalah investor yang dalam trading sangat mengandalkan pendekatan indikator teknikal seperti RSI, Stochastic, dan MA, dengan chart yang digunakan adalah bar chart, seperti umumnya digunakan para investor dari Barat. Anda mungkin merasa cukup dengan itu. Ada baiknya Anda juga memperhatikan signal yang diberikan oleh trader lain yang menggunakan,misalnya, candlestick dalam investasinya. Mengapa tidak? Bila itu dapat memperbaiki posisi Anda, bukan?

Sayangnya, penuls temui banyak pemain yang hanya fokus kepada caranya sendiri, bersikap egois, dan enggan belajar yang lebih lagi.


Pelajaran 6: Sadari akan Gambaran Besarnya

Dalam melakukan praktek trading on-line, time frame chart yang Anda pilih yang mana? Kebanyakan trader memilih chart yang 1 jam-an (hourly). Penulis juga demikian, dan, seperti Anda juga, kadang memilih jangka waktu yang lebih pendek untuk menentukan entry atau exit pasar.

Namun, sharing pelajaran kali ini memberi tahu untuk kita harus memakai juga time frame yang lebih lama untuk suatu gambaran besar (bigger picture) kondisi pasar. Memang, untuk mengenal lebih luas pergerakan pasar, termasuk arah trend, kita harus menggunakan chart yang lebih luas, misalnya 8 jam, 1 hari, atau 1 minggu.

Fibonacci dengan jarak 20 atau 30 poin sudah berubah dari satu retracement ke garis berikutnya, membuat tingkat harga yang Anda pasang sebagai resistant atau support yang berikutnya menjadi kurang berarti karena selalu tertembus. Demikian yang terjadi kalau Anda memasang retracement pada time frame yang pendek. Untuk mendapatkan garis support atau resistant pasar yang pas, dalam arti mendukung prediksi pergerakan harga yang dapat diandalkan, lakukan itu dalam bigger picture.

Hal tersebut juga akan membantu Anda memiliki suatu keyakinan akan situasi trend pasar, sekalipun saat itu terdapat koreksi pasar. Tanpa itu, bukankah kita seringkali menjadi nervous ketika terjadi koreksi yang pendek sekalipun? Padahal adalah hal biasa pasar masuk ke phase konsolidasi sejenak, setelah suatu gelombang trend besar. Hal tersebut dapat terlihat misalnya dalam pola chart triangle, flag, penant, dll.






Pelajaran 7: Ketahui Kapan Cut Loss

Pelajaran kali ini memberi tahu bahwa kondisi pasar tidaklah selalu sesuai yang kita harapkan atau fokuskan. Pasar memang demikian, kerap berubah. Seringkali kita merasa sangat yakin dengan perkiraan trend pasar. Silakan saja selama signal pasar memang kuat serta dana Anda memadai.

Tetapi, bila pasar bergerak berlawanan dengan ekspektasi, jangan lambat, segera bertindak: cut loss! Benar, bahwa hal tersebut merugikan, tetapi kita dapat melihat dengan sudut pandang bahwa cut loss tersebut adalah untuk menghindari loss yang lebih besar bila kita tidak bertindak.

Pengalaman para ”great traders” menunjukkan bahwa kunci pertama keberhasilan trading mereka adalah cut loss, cut loss, cut loss. Artinya, jangan takut untuk pangkas kerugian bila ternyata salah posisi. Satu saat Anda akan mensyukuri aksi tersebut.

Pelajaran 8: Pasar Bisa Salah untuk Waktu yang Lama

Kedengarannya mungkin aneh istilah tersebut di atas, tetapi bisa demikian adanya.. Untuk hampir selama satu semester pertama di tahun 2007 penulis biasa mengajarkan the Fed akan cenderung menahan atau menaikkan suku bunganya. Hal tersebut juga sejalan dengan kondisi pasar yang kelihatan agak stabil waktu itu.

Sampai kemudian kasus sub-prime mulai terkuak di tengah tahun ini, para analis dan pelaku investasi mulai terkejut. Ternyata pasar perumahan Amerika selama ini, tanpa disadari banyak pihak, telah berada pada kondisi yang salah. Maka the Fed pun mulai terus memangkas bunganya di periode semester kedua tahun ini. Bursa saham lalu bereaksi secara tajam, mulai dari Wall Street, Asia Timur sampai ke Jakarta. Euro pun melejit dengan terus mencetak level-level rekor tertinggi barunya dari waktu ke waktu. Sampai periode perpindahan tahun, dampak kasus ini masih terus bergulir.

Pelajaran 9: Pasar Kadang Menipu, Kelihatannya Jelas Ternyata Salah

Di sini para trader memberi pengalaman berupa contoh prediksi yang sempat ramai di pemberitaan media bahwa menuju tutup tahun harga minyak akan menyentuh $100 per barrel. Ternyata level itu tidak tercapai. Sepertinya benar tetapi ternyata salah. Hal yang sama adalah prediksi bahwa euro akan dapat menyentuh level $1.50.

Namun kami dari Vibiznews pada awal Agustus 2007 lalu telah mengeluarkan research dan dengan perhitungan technical pada beberapa pendekatan dirilis bahwa akhir tahun 2007 minyak belum menyentuh angka $100 karena ada resistant kuat di sekitar $96 - $97.

Pelajaran 10: Ketahui Kapan Keluar

Hal yang penting dalam trading adalah ketahui kapan masuk pasar. Namun, hal lebih penting lagi adalah mengetahui kapan untuk keluar pasar. Kalau sedang posisi untung, ketahui kapan keluar dalam kondisi profit yang, katakanlah, optimum. Kalau sedang posisi rugi, pelajari kapan harus keluar dalam keadaan loss yang sebisanya minimum.

Dari catatan trading Anda, dapat di-review kapan sebaiknya Anda keluar pasar. Lalu lakukan dengan next time better!Selain itu, perhatikan juga gejolak pergerakan pasar secara fundamental. Berita-berita yang ada seringkali merupakan petunjuk yang baik untuk aksi keluar pasar dengan segera.

Tidak ada komentar:

Masih Kosong Nih